Jumat, 25 Desember 2015

Perencanaan Wilayah Pesisir Terpadu
Nama: melia puspita s
NPM: E1I013009
#Ilmukelautan #Universitasbengkulu
Quis IV

SOAL
1. Buatlah dan jelaskan matriks kesesuaian untuk budidaya perikanan atau ekowisata!
2. Apa yang dimaksud dengan daya dukung?
jawab

ANALISIS EKOLOGI TELUK CIKUNYINYI
UNTUK BUDIDAYA KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus)


Keseluruhan stasiun penelitian memiliki material dasar berupa lumpur. Seperti diketahui material dasar perairan merupakan variabel primer dalam budidaya yang harus terpenuhi. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Waspada dkk. (1995) yang mengatakan bahwa syarat mutlak dalam menentukan atau memilih lokasi budidaya kerapu macan diperlukan beberapa persyaratan antara lain perairan tersebut terlindung secara alami oleh terumbu karang. Agar aktivitas budidaya di Teluk cikunyinyi dapat berjalan secara optimal dan berkelanjutan, maka diperlukan suatu usaha perekayasa lingkungan antara lain 340 Analisa Ekologi Teluk Cikunyinyi © e-JRTBP Volume 3 No 1 Oktober 2014 berupa transplantasi terumbu karang. Hal ini diperkirakan dapat mengantisipasi faktor pembatas dalam budidaya dan diharapkan merupakan langkah yang paling tepat demi tercapainya budidaya yang efektif dan berkelanjutan. Parameter lain yang merupakan variabel sekunder yaitu nitrat dan fosfat juga memiliki penilaian yang rendah jika mengacu pada sistem penilaian untuk budidaya kerapu macan 

. Analisis kualitas air dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Air, Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung dengan menggunakan 8 lokasi sebagai lokasi pengambilan sampel air. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif. Sedangkan metode penentuan lokasi titik pengambilan contoh menggunakan metode purposive sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode matching dan skoring. Hasil penelitian menunjukkan Teluk Cikunyinyi memiliki tingkat kesesuaian disebut sesuai marginal (marginally suitable). Sesuai marginal menunjukkan Teluk Cikunyinyi    memerlukan penanganan lebih lanjut jika ingin dijadikan lokasi budidaya. Peubah primer berupa material dasar perairan diperkirakan tidak sesuai untuk perkembangan budidaya kerapu macan. Peubah sekunder berupa kandungan nitrat dan fosfat diperkirakan tidak sesuai untuk pertumbuhan kerapu macan. Rekayasa lingkungan Teluk Cikunyinyi diperlukan untuk mengurangi pengaruh keterbatasan peubah primer dan sekunder misalnya dengan transplantasi terumbu karang.



2. . Daya Dukung 
Yang dimaksud dengan daya dukung adalah kemempuan atau kapasitas maksimum lingkungan yang dapat diberikan atau diakomodir dalam menunjang kehidupan makhluk hidup didalamnya secara optimum dan terus menerus tanpa menimbulkan penurunan nilai-nilai yang ada.
Faktor-faktor yang dapat menentukan daya dukung dalam mondisi baik atau tidak antara lain, adalah ketersediaan bahan baku dan energi, akumulasi limbah dari aktivitas produksi (termasuk manajemen limbahnya) dan tentu interaksi anata makhluk hidup yang ada di dalam lingkungan. dengan kata lain daya dukung harus mampu mencakup daya dukung lingkungan fisik, biologi dan persepsi atau psikologis.
Dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup (pengelolaan) akan selalu ada kegiatan-kegiatan  seperti kegiatan pemanfaatan (termasuk penataan dan pemeliharaan), pengendalian, pemulihan dan juga penambangan kawasan lingkungan. pembangunan berkelanjutan adalah upaya pelestarian yang paling baik, karena dalamprosesnya akan selalu memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat dijadikan modal pembangunan  untuk generasi-generasi selanjutnya.
untuk itu, sebelum melakukan pengelolaan hendaknya ditentukan terlebih dahulu nilai dari daya dukung lingkungan yang menjadi targetnya. dalam penentuan daya dukung suatu kawasan perlu diperhatikan setidaknya tiga aspek utama, yaitu: ekologi, ekonomi, dan sosial. hal ini penting mengingat bahwa interaksi antara kegiatan pengelolaan dengan ekosistem dari kawasan tersebut akan tergambarkan dengan sangat kompleks, sehingga memerlukan pendekatan yang multidimensi.

REFERENSI: 


Laut. Pusat Survey Sumberdaya Alam Laut Bakosurtunal, Jakarta.

Departemen Kelautan da Perikanan.
2005. Modul   Sosialisasi dan Orientasi Penataan Ruang, Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Ditjen Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.   Direktora Tata   Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Jakarta.

Djarwanto   da P Subagyo.   1990.
Statistik Induktif. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. PT. Kanisius. Yogyakarta.

Evalawati.,  M.  Meiyana  dan  T.  W.
Aditya. 2001. Modul Pembesaran Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutattus) Dan Kerapu Tikus (Epinephelus  altivelis)  di Keramba Jaring Apung. Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jendral Perikanan Budidaya, Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung, Lampung.

Gerking, S. D. 1978. Ecology of Freshwater Fish Production. Blackwell Scientific. Victoria. Australia.

Hargreaves, John A. 1999. Control of Clay Turbidity in Ponds. Southern Regional Aquaculture Center (SRAC), Publication No.460.

Hartoko,   A.,   2000. Modul Teknologi Pemetaan Dinamis Sumberdaya Ikan    Kerapu Macan Melalui Analisis Terpadu Karakter Oseanografi   dan   Data   Satelit



Biologi   Laut: Ilmu Pengetahuan tentang  Biota  Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. LIPI, Jakarta.

Sediadi,    A.    dan    Sutomo.    1990.
Karakteristik       Plankton       di
Perairan Indonesia-LIPI. P. 121-
126.

Waspada,    T.    Susilowati    dan    S.
Murtiningsih. 1995. Budidaya Laut di Karamba Jaring Apung dan Implikasi Sosial Ekonominya dalam Sudradjat et al. 1995. Prosiding Temu Usaha Pemasyarakatan Teknologi keramba    Jaring    Apung    bagi




Kamis, 26 November 2015

untuk daerah konservasi, di Tempat Wisata Alam (TWA) yang masih merupakan kawasan pantai panjang, saya akan mengkonservasi tanaman mangrove yang masih ada disana. sehingga tidak ada lagi perusakan mangrove. Bahkan, bisa saja tanaman mangrove disana akan lebih banyak lagi.
jika saya diutus menjadi seorang manager, maka saya akan mengelola wilayah pantai panjang sebagai berikut:
  1. membuat daerah konservasi 
  2. membuat tempat pembudidayaan
  3. membuat Keramba Jaring Apung
  4. mengelola wilayah pesisirnya menjadi tempat pariwisata
  5. sebagai tempat pemancingaN
untuk tempat pembudidayaan, saya akan membudidayakan rumput laut yang jaraknya sekitar 30 meter dari garis pantai. karena pantai panjang dikenal dengan ombaknya yang besar. jadi dengan jarak 30 meter ke arah laut, menurut saya, perairannya sudah agak tenang dan cocok untuk pembudidayaan rumput laut.

untuk keramba jaring apung, jaraknya sekitar 50 meter dari garis pantai. dimana airnya sudah tenang dan kedalamannya sudah terpenuhi. hal ini juga sinergis dengan pembudidayaan.

untuk menjadi tempat pariwisata, saya akan membangun pesisir pantai panjang dengan membuat tempat bermain anak, menjadikan wilayah pesisir tempat belajar yang nyaman serta rekreasi yang sangat menyenangkan. selain itu saya juga akan mengolah kawasan tersebut dengan outbond. jadi 1 keluarga dapat berekreasi dan sangat menikmatinya.

untuk tempat pemancingan, akan saya olah dikawasan TWA. 
jadi, menurut saya, semua kegiatan ini akan sangat terpadu dan sinergis. 

thankyou

Kamis, 12 November 2015

Nama : Melia Puspita S
NPM : E1I013009

100 MIMPI



Nama : Melia Puspita S
NPM : E1I013009

Komponen Pada Peta


1. Logo dan pelaksanaan kegiatan
logo yang yang dimaksud biasanya tentang lambang dari perusahaan ataupun instansi yang membuat peta.
 


2. Nama Kegiatan
untuk nama kegiatan ini, mencakup sekaligus menjawab tentang zonasi apa? tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) maupun konservasi.

3. Judul Kegiatan
contoh judul yang dimaksud adalah Peta Pengelolaan Perencanaan Pesisir dan Laut

4. Arah Mata Angin dan Skala
skala ada 2 bagian: 
- skala besar
1: 50.000 atau lebih kecil 1:25.000
- skala kecil
1:500.000

5. Proyeksi
Beberapa istilah sederhana dalam proyeksi:
1. Meridian dan meridian utama.
2. Paralel dan paralel nol atau ekuator.
3. Bujur (longitude-j), Bujur Barat (0°–180°BB) dan Bujur Timur (0°–180°BT).
4. Lintang (latitude-l), Lintang Utara (0°–90°LU), dan Lintang Selatan 0°–90°LS).

6. Insert Peta dan Indeks Peta
Indeks adalah daftar nama pada atlas. daftar nama pada indeks disusun berdasarkan abjad. Fungsi indeks adalah memberi keterangan halaman, kode tempat dan nama. Contoh, Purbalingga, 20 D2. Artinya, kota Purbalingga berada di halaman 20, kode D menunjukan lokasi kotak dari kiri ke kanan. Adapun kode 2 menunjukan lokasi pada kotak dari atas ke bawa.
Insert Peta merupakan gambar peta yang ingin diperjelas ataukarean letaknya di luar garis batas peta. Insert peta disebut juga dengan peta sisipa.

7. Legenda
Legenda merupakan keterangan berisi gambar-gambar atau simbol-simbol beserta artinya. Legenda biasanya terletak di bagian pojok kiri bawah.

8. Referensi
sumber pembuatan peta

Kamis, 05 November 2015

nama : melia puspita
npm  : E1I013009

PETA LAUT DAN PETA TEMATIK


A. Peta Laut
Peta laut adalah proyeksi bumi atau sebagian muka bumi yang di gambarkan diatas bidang datar dan digunakan untuk berlayar di laut. Peta laut dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk merencanakan suatu pelayaran baik di laut, lepas pantai maupun di perairan umum. Peta laut merupakan salah satu alat bantu navigasi untuk keselamatan pelayaran.

B. Peta Tematik
Peta tematik (juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus) menyajikan patron penggunaan ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan administratif), peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan daripada sebuah jumlah atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fisikal seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan pendudukatau permasalahan kesehatan.

Jawab: Lebih penting peta tematik karena lebih khusus, jika menggunakan peta laut hanya untuk pelayaaran. tidak bisa digunakan untuk mengetahui salinitas, arus, maupun keberadaan sebaran ikan.

Rabu, 04 November 2015

PERBAIKAN KUIS KE 5

NAMA:MELIA PUSPITA SARI
NPM:E1I013009
PRODI ILMU KELAUTAN



Garis Bujur
Garis Bujur adalah garis maya yang ditarik dari kutub utara hingga ke kutub selatan atau sebaliknya. Garis ini membujur dan membagi bola bumi menjadi 2 bagian, yaitu bagian barat dan timur. Garis tersebut menghubungkan ke-2 kutub dan melewati kota Greenwich, Inggris. Jadi, garis bujur yang berada di sebelah barat Greenwich disebut Bujur Barat dan garis yang berada di sebelah timur Greenwich disebut Bujur Timur. Jarak kedua garis bujur itu dari Greenwich hingga pada batas 180ยบ.Pada jarak itu, Bujur Barat dan Bujur Timur kembali bertemu. Garis bujur inilah yang pada perkembangannya dijadikan sebagai patokan dalam menentukan waktu di berbagai belahan dunia. Sehingga sering kali pada setiap kapal terdapat 2 jam yang digunakan. Jam yang menunjukkan waktu berdasarkan waktu di kota Greenwich dan jam yang menunjukkan waktu lokal atau berdasarkan Matahari. Pengukuran garis bujur dalam derajat, menit dan detik, misalnya 5o10’ 30” B.
Garis bujur menggambarkan lokasi sebuah tempat di timur atau barat Bumi dari sebuah garis utara-selatan yang disebut Meridian Utama. Berbeda dengan garis lintang yang memiliki ekuator sebagai posisi awal alami, maka tidak ada posisi awal alami untuk garis bujur. Oleh karena itu, sebuah dasar meridian harus dipilih, yaitu dengan mengadopsi meridian Greenwich sebagai Meridian utama universal atau titik nol bujur.
Jadi, garis bujur dimanfaatkan sebagai dasar dalam menentukan perbedaan waktu di seluruh dunia. Setiap jarak 15° ke arah Bujur Barat maupun ke arah Bujur Timur menunjukkan selisih waktu 1 jam (60 menit). Hal ini didasarkan atas perhitungan bahwa dalam sehari semalam (selama 24 jam) Matahari mengelilingi Bumi sebesar 360° (di mana 360°/24 jam = 15°).
Garis Lintang
Garis lintang merupakan garis khayal vertikal yang digunakan untuk menentukan suatu lokasi di permukaan bumi dan berkedudukan paralel terhadap garis khatulistiwa atau garis lintang 0°. Bagian di sebelah atas (utara) dari garis khatulistiwa disebut garis Lintang Utara (LU) dan di sebelah bawah (selatan) dari garis khatulistiwa disebut garis Lintang Selatan (LS). Pengukurannya dalam derajat, menit dan detik serta ditulis dalam singkatan, misalnya 55o 53’ 10” U.
Garis Lintang menandakan perbedaan zona iklim di bumi. Daerah diantara garis Khatulistiwa yang diapit oleh garis CANCER dan garis CAPRICORN, yaitu antara 23,27°LU – 23,27°LS disebut daerah tropis, karena di sanalah sepanjang waktu matahari bersinar pada siang hari, di daerah ini hanya memiliki 2 musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Sementara daerah antara 23,27°LU dan 66,33°LU serta antara 23,27°LS dan 66,33°LS disebut daerah subtropis, dimana di daerah tersebut memiliki 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Jadi, garis lintang bermanfaat untuk menentukan perbedaan iklim atau pergantian musim.

Macam Macam Proyeksi Peta

Macam-macam proyeksi peta secara garis besar proyeksi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Proyeksi Peta Azimuthal

Proyeksi azimuthal bidang proyeksi berupa bidang datar dan menyinggung salah satu kutub. Daerah kutub dan sekitar kutub, cukup baik digambarkan dengan proyeksi ini karena tidak banyak kesalahan.

Proyeksi Peta Silinder

Proyeksi silinder bidang proyeksi menyinggung ekuator, dan digunakan untuk di daerah di ekuator dan sekitar ekuator, karena kesalahan di daerah ini tidak ada atau sangat kecil.

Proyeksi Peta Kerucut

Proyeksi kerucut bidang proyeksi berupa kerucut dan menyinggung salah satu paralel di sekitar lintang tengah. dan baik digunakan di daerah ini karena kesalahan yang sangat kecil, sedang pada paralel singgung kesalahan tidak ada.



 

Selamatkan laut kita Published @ 2014 by Ipietoon