Senin, 18 April 2016

tugas 1 SIG

Nama : Melia puspita s
Npm   : E1I013009
TUGAS : 1

A.    Data Raster
Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Foto digital seperti areal fotografi atau foto satelit merupakan bagian dari data raster pada peta. Raster mewakili data grid continue. Nilainya menggunakan gambar berwarna seperti fotografi, yang di tampilkan dengan level merah, hijau, dan biru pada sel. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut sebagai pixel (picture element). Resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya, semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster dihasilkan dari sistem penginderaan jauh dan sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual seperti jenis tanah, kelembaban tanah, suhu, dan lain-lain.Peta Raster adalah peta yang diperoleh dari fotografi suatu areal, foto satelit atau foto permukaan bumi yang diperoleh dari komputer. Contoh peta raster yang diambil dari satelit cuaca.


B.      Data Vektor
Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon) . Ada tiga tipe data vector (titik, garis, dan polygon) yang bisa digunakan untuk menampilkan informasi pada peta. Titik bisa digunakan sebagai lokasi sebuah kota atau posisi tower radio. Garis bisa digunakan untuk menunjukkan route suatu perjalanan atau menggambarkan boundary. Poligon bisa digunakan untuk menggambarkan sebuah danau atau sebuah Negara pada peta dunia. Dalam format vektor, bumi direpresentasikan sebagai suatu mosaik dari garis (arc/line), poligon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik/ point (node yang mempunyai label), dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua baris). Setiap bagian dari data vector dapat saja mempunyai informasi-informasi yang bersosiasi satu dengan lainnya seperti penggunaan sebuah label untuk menggambarkan informasi pada suatu lokasi. Peta Vektor terdiri dari titik, garis, dan area polygon. Bentuknya dapat berupa peta lokal jalan.

C.    Data atribut
Data atribut memberikan gambaran atau menjelaskan informasi berkaitan dengan fitur peta atau cara kerja SIG. Data atribut dapat disimpan dalam format angka maupun karakter. Pada Sistem Informasi Geografis, utamanya di ArcView dan ARC/INFO data atribut dihubungkan dengan data spasial melalui identifier (ID) yang terkait di fitur. Pada ArcView file dikenal dengan nama shapefile (*.SHP) yang terdiri dari serangkaian file, atribut yang disimpan pada file berekstensi


Kelebihan dan Kekurangan Data Raster dan Data Vektor
1. Data Raster
Kelebihan Data Raster:
a. Memiliki struktur data yang sederhana
b. Mudah dimanipulasi dengan menggunakan fungsi-fungsi matematis sederhana
c. Teknologi yang digunakan cukup murah dan tidak begitu kompleks sehingga pengguna dapat membuat sendiri program aplikasi yang mengunakan citra raster.
d. Compatible dengan citra-citra satelit penginderaan jauh dan semua image hasil scanning data spasial.
e. Overlay dan kombinasi data raster dengan data inderaja mudah dilakukan
f. Memiliki kemampuan-kemampuan permodelan dan analisis spasial tingkat lanjut
g. Metode untuk mendapatkan citra raster lebih mudah
h. Gambarab permukaan bumi dalam bentuk citra raster yang didapat dari radar atau satelit penginderaan jauh selalu lebih actual dari pada bentuk vektornya
i. Prosedur untuk memperoleh data dalam bentuk raster lebih mudah, sederhana dan murah.
j. Harga system perangkat lunak aplikasinya cenderung lebih murah.
Kekurangan Data Raster :
a. Secara umum memerlukan ruang atau tempat menyimpan (disk) yang besar dalam computer, banyak terjadi redudacy data baik untuk setiap layer-nya maupun secara keseluruhan.
b. Penggunaan sel atau ukuran grid yang lebiih besar untuk menghemat ruang penyimpanan akan menyebabkan kehilangan informasi dan ketelitian.
c. Sebuah citra raster hanya mengandung satu tematik saja sehingga sulit digabungkan dengan atribut-atribut lainnya dalam satu layer.
d. Tampilan atau representasi dan akurasi posisi sangat bergantung pada ukuran pikselnya (resolusi spasial).
e. Sering mengalami kesalahan dalam menggambarkan bentuk dan garis batas suatu objek, sangat bergantung pada resolusi spasial dan toleransi yang diberikan.
f. Transformasi koordinat dan proyeksi lebih sulit dilakukan
g. Sangat sulit untuk merepresentasikan hubungan topologi (juga network).
h. Metode untuk mendapatkan format data vector melalui proses yang lama, cukup melelahkan dan relative mahal.
2. Data Vektor
Kelebihan Data Vektor :
a. Memerlukan ruang atau tempat menyimpan yang lebih sedikit di computer.
b. Satu layer dapat dikaitkan dengan atau mengunakan atribut sehingga dapat menghemat ruang penyimpanan secara keseluruhan.
c. Dengan banyak atribut yang banyak dikandung oleh satu layer, banyak peta tematik lain yang dapat dihasilkan sebagai peta turunannya.
d. Hubungan topologi dan network dapat dilakukan dengan mudah.
e. Memiliki resolusi spasial yang tinggi.
f. Representasi grafis data spasialnya sangat mirip dengan peta garis buatan tangan manusia.
g. Memiliki batas-batas yang teliti, tegas dan jelas sehingga sangat baik untuk pembuatan peta-peta administrasi dan persil tanah milik.
h. Transformasi koordinat dan proyeksi tidak sulit dilakukan.
Kekurangan Data Vektor :
a. Memiliki struktur data yang kompleks.
b. Datanya tidak mudah untuk dimanipulasi.
c. Pengguna tidak mudah berkreasi untuk membuat programnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan aplikasinya. Hali ini disebabkan oleh struktur data vector yang lebih kompleks dan prosedur fungsi dan analisisnya memerlukan kemampuan tinggi karena lebih sulit. Pengguna harus membeli system perangkat lunaknya karena teknologinya masih mahal. Prosedurnyapun terkadang lebih sulit.
d. Karena proses keseluruhan untuk mendapatkannya lebih lama, peta vector seringkali mengalami out of date atau kadaluarsa.
e. Memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak yang lebih mahal.
f. Overlay beberapa layers vector secara simultan memerlukan waktu yang relative lama.

SUMBER REFERENSI

Prahasta,  Eddy.  2005.  Konsep  -  Konsep  Dasar  Sistem  Informasi    Geografis. Bandung : CV. Informatika.
Nuarsa IW. 2005. Belajar Sendiri Menganalisis Data Spasial Dengan Software ARCVIEW GIS 3.3 untuk Pemula. Jakarta: PT Alex Media Computindo.

Yousman, Yeyep. 2004. Sistem Informasi Geografis dengan ArcView3.3 Professional Yogyakarta: Andi Offset
Sulistiyo.B,2014 Kompilasi bahan untuk mendukung matakuliah : SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Ilmu kelautan UNIB.


Jumat, 25 Desember 2015

Perencanaan Wilayah Pesisir Terpadu
Nama: melia puspita s
NPM: E1I013009
#Ilmukelautan #Universitasbengkulu
Quis IV

SOAL
1. Buatlah dan jelaskan matriks kesesuaian untuk budidaya perikanan atau ekowisata!
2. Apa yang dimaksud dengan daya dukung?
jawab

ANALISIS EKOLOGI TELUK CIKUNYINYI
UNTUK BUDIDAYA KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus)


Keseluruhan stasiun penelitian memiliki material dasar berupa lumpur. Seperti diketahui material dasar perairan merupakan variabel primer dalam budidaya yang harus terpenuhi. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Waspada dkk. (1995) yang mengatakan bahwa syarat mutlak dalam menentukan atau memilih lokasi budidaya kerapu macan diperlukan beberapa persyaratan antara lain perairan tersebut terlindung secara alami oleh terumbu karang. Agar aktivitas budidaya di Teluk cikunyinyi dapat berjalan secara optimal dan berkelanjutan, maka diperlukan suatu usaha perekayasa lingkungan antara lain 340 Analisa Ekologi Teluk Cikunyinyi © e-JRTBP Volume 3 No 1 Oktober 2014 berupa transplantasi terumbu karang. Hal ini diperkirakan dapat mengantisipasi faktor pembatas dalam budidaya dan diharapkan merupakan langkah yang paling tepat demi tercapainya budidaya yang efektif dan berkelanjutan. Parameter lain yang merupakan variabel sekunder yaitu nitrat dan fosfat juga memiliki penilaian yang rendah jika mengacu pada sistem penilaian untuk budidaya kerapu macan 

. Analisis kualitas air dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Air, Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung dengan menggunakan 8 lokasi sebagai lokasi pengambilan sampel air. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif. Sedangkan metode penentuan lokasi titik pengambilan contoh menggunakan metode purposive sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode matching dan skoring. Hasil penelitian menunjukkan Teluk Cikunyinyi memiliki tingkat kesesuaian disebut sesuai marginal (marginally suitable). Sesuai marginal menunjukkan Teluk Cikunyinyi    memerlukan penanganan lebih lanjut jika ingin dijadikan lokasi budidaya. Peubah primer berupa material dasar perairan diperkirakan tidak sesuai untuk perkembangan budidaya kerapu macan. Peubah sekunder berupa kandungan nitrat dan fosfat diperkirakan tidak sesuai untuk pertumbuhan kerapu macan. Rekayasa lingkungan Teluk Cikunyinyi diperlukan untuk mengurangi pengaruh keterbatasan peubah primer dan sekunder misalnya dengan transplantasi terumbu karang.



2. . Daya Dukung 
Yang dimaksud dengan daya dukung adalah kemempuan atau kapasitas maksimum lingkungan yang dapat diberikan atau diakomodir dalam menunjang kehidupan makhluk hidup didalamnya secara optimum dan terus menerus tanpa menimbulkan penurunan nilai-nilai yang ada.
Faktor-faktor yang dapat menentukan daya dukung dalam mondisi baik atau tidak antara lain, adalah ketersediaan bahan baku dan energi, akumulasi limbah dari aktivitas produksi (termasuk manajemen limbahnya) dan tentu interaksi anata makhluk hidup yang ada di dalam lingkungan. dengan kata lain daya dukung harus mampu mencakup daya dukung lingkungan fisik, biologi dan persepsi atau psikologis.
Dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup (pengelolaan) akan selalu ada kegiatan-kegiatan  seperti kegiatan pemanfaatan (termasuk penataan dan pemeliharaan), pengendalian, pemulihan dan juga penambangan kawasan lingkungan. pembangunan berkelanjutan adalah upaya pelestarian yang paling baik, karena dalamprosesnya akan selalu memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat dijadikan modal pembangunan  untuk generasi-generasi selanjutnya.
untuk itu, sebelum melakukan pengelolaan hendaknya ditentukan terlebih dahulu nilai dari daya dukung lingkungan yang menjadi targetnya. dalam penentuan daya dukung suatu kawasan perlu diperhatikan setidaknya tiga aspek utama, yaitu: ekologi, ekonomi, dan sosial. hal ini penting mengingat bahwa interaksi antara kegiatan pengelolaan dengan ekosistem dari kawasan tersebut akan tergambarkan dengan sangat kompleks, sehingga memerlukan pendekatan yang multidimensi.

REFERENSI: 


Laut. Pusat Survey Sumberdaya Alam Laut Bakosurtunal, Jakarta.

Departemen Kelautan da Perikanan.
2005. Modul   Sosialisasi dan Orientasi Penataan Ruang, Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Ditjen Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.   Direktora Tata   Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Jakarta.

Djarwanto   da P Subagyo.   1990.
Statistik Induktif. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. PT. Kanisius. Yogyakarta.

Evalawati.,  M.  Meiyana  dan  T.  W.
Aditya. 2001. Modul Pembesaran Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutattus) Dan Kerapu Tikus (Epinephelus  altivelis)  di Keramba Jaring Apung. Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jendral Perikanan Budidaya, Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung, Lampung.

Gerking, S. D. 1978. Ecology of Freshwater Fish Production. Blackwell Scientific. Victoria. Australia.

Hargreaves, John A. 1999. Control of Clay Turbidity in Ponds. Southern Regional Aquaculture Center (SRAC), Publication No.460.

Hartoko,   A.,   2000. Modul Teknologi Pemetaan Dinamis Sumberdaya Ikan    Kerapu Macan Melalui Analisis Terpadu Karakter Oseanografi   dan   Data   Satelit



Biologi   Laut: Ilmu Pengetahuan tentang  Biota  Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. LIPI, Jakarta.

Sediadi,    A.    dan    Sutomo.    1990.
Karakteristik       Plankton       di
Perairan Indonesia-LIPI. P. 121-
126.

Waspada,    T.    Susilowati    dan    S.
Murtiningsih. 1995. Budidaya Laut di Karamba Jaring Apung dan Implikasi Sosial Ekonominya dalam Sudradjat et al. 1995. Prosiding Temu Usaha Pemasyarakatan Teknologi keramba    Jaring    Apung    bagi




Kamis, 26 November 2015

untuk daerah konservasi, di Tempat Wisata Alam (TWA) yang masih merupakan kawasan pantai panjang, saya akan mengkonservasi tanaman mangrove yang masih ada disana. sehingga tidak ada lagi perusakan mangrove. Bahkan, bisa saja tanaman mangrove disana akan lebih banyak lagi.
jika saya diutus menjadi seorang manager, maka saya akan mengelola wilayah pantai panjang sebagai berikut:
  1. membuat daerah konservasi 
  2. membuat tempat pembudidayaan
  3. membuat Keramba Jaring Apung
  4. mengelola wilayah pesisirnya menjadi tempat pariwisata
  5. sebagai tempat pemancingaN
untuk tempat pembudidayaan, saya akan membudidayakan rumput laut yang jaraknya sekitar 30 meter dari garis pantai. karena pantai panjang dikenal dengan ombaknya yang besar. jadi dengan jarak 30 meter ke arah laut, menurut saya, perairannya sudah agak tenang dan cocok untuk pembudidayaan rumput laut.

untuk keramba jaring apung, jaraknya sekitar 50 meter dari garis pantai. dimana airnya sudah tenang dan kedalamannya sudah terpenuhi. hal ini juga sinergis dengan pembudidayaan.

untuk menjadi tempat pariwisata, saya akan membangun pesisir pantai panjang dengan membuat tempat bermain anak, menjadikan wilayah pesisir tempat belajar yang nyaman serta rekreasi yang sangat menyenangkan. selain itu saya juga akan mengolah kawasan tersebut dengan outbond. jadi 1 keluarga dapat berekreasi dan sangat menikmatinya.

untuk tempat pemancingan, akan saya olah dikawasan TWA. 
jadi, menurut saya, semua kegiatan ini akan sangat terpadu dan sinergis. 

thankyou

Kamis, 12 November 2015

Nama : Melia Puspita S
NPM : E1I013009

100 MIMPI



Nama : Melia Puspita S
NPM : E1I013009

Komponen Pada Peta


1. Logo dan pelaksanaan kegiatan
logo yang yang dimaksud biasanya tentang lambang dari perusahaan ataupun instansi yang membuat peta.
 


2. Nama Kegiatan
untuk nama kegiatan ini, mencakup sekaligus menjawab tentang zonasi apa? tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) maupun konservasi.

3. Judul Kegiatan
contoh judul yang dimaksud adalah Peta Pengelolaan Perencanaan Pesisir dan Laut

4. Arah Mata Angin dan Skala
skala ada 2 bagian: 
- skala besar
1: 50.000 atau lebih kecil 1:25.000
- skala kecil
1:500.000

5. Proyeksi
Beberapa istilah sederhana dalam proyeksi:
1. Meridian dan meridian utama.
2. Paralel dan paralel nol atau ekuator.
3. Bujur (longitude-j), Bujur Barat (0°–180°BB) dan Bujur Timur (0°–180°BT).
4. Lintang (latitude-l), Lintang Utara (0°–90°LU), dan Lintang Selatan 0°–90°LS).

6. Insert Peta dan Indeks Peta
Indeks adalah daftar nama pada atlas. daftar nama pada indeks disusun berdasarkan abjad. Fungsi indeks adalah memberi keterangan halaman, kode tempat dan nama. Contoh, Purbalingga, 20 D2. Artinya, kota Purbalingga berada di halaman 20, kode D menunjukan lokasi kotak dari kiri ke kanan. Adapun kode 2 menunjukan lokasi pada kotak dari atas ke bawa.
Insert Peta merupakan gambar peta yang ingin diperjelas ataukarean letaknya di luar garis batas peta. Insert peta disebut juga dengan peta sisipa.

7. Legenda
Legenda merupakan keterangan berisi gambar-gambar atau simbol-simbol beserta artinya. Legenda biasanya terletak di bagian pojok kiri bawah.

8. Referensi
sumber pembuatan peta

Kamis, 05 November 2015

nama : melia puspita
npm  : E1I013009

PETA LAUT DAN PETA TEMATIK


A. Peta Laut
Peta laut adalah proyeksi bumi atau sebagian muka bumi yang di gambarkan diatas bidang datar dan digunakan untuk berlayar di laut. Peta laut dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk merencanakan suatu pelayaran baik di laut, lepas pantai maupun di perairan umum. Peta laut merupakan salah satu alat bantu navigasi untuk keselamatan pelayaran.

B. Peta Tematik
Peta tematik (juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus) menyajikan patron penggunaan ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan administratif), peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan daripada sebuah jumlah atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fisikal seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan pendudukatau permasalahan kesehatan.

Jawab: Lebih penting peta tematik karena lebih khusus, jika menggunakan peta laut hanya untuk pelayaaran. tidak bisa digunakan untuk mengetahui salinitas, arus, maupun keberadaan sebaran ikan.
 

Selamatkan laut kita Published @ 2014 by Ipietoon